Ringkasan Cerita Alkitab Menara Babel dan Panduan Belajar

Ringkasan Cerita Alkitab Menara Babel dan Panduan Belajar
Judy Hall

Kisah Menara Babel dalam Alkitab melibatkan orang-orang Babel yang berusaha membangun sebuah menara yang akan mencapai surga. Ini adalah salah satu kisah yang paling menyedihkan dan paling penting dalam Alkitab. Menyedihkan karena kisah ini mengungkapkan pemberontakan yang meluas dalam hati manusia. Penting karena kisah ini membawa perubahan dan perkembangan semua budaya di masa depan.

Kisah Menara Babel

  • Kisah tentang menara Babel terungkap dalam Kejadian 11:1-9.
  • Episode ini mengajarkan para pembaca Alkitab pelajaran penting tentang persatuan dan dosa kesombongan.
  • Kisah ini juga mengungkapkan mengapa Tuhan terkadang campur tangan dengan tangan yang memecah belah dalam urusan manusia.
  • Ketika Tuhan berbicara dalam kisah Menara Babel, Dia menggunakan frasa, "biarlah kami pergi," sebuah referensi yang mungkin merujuk pada Trinitas.
  • Beberapa ahli Alkitab percaya bahwa peristiwa Menara Babel menandai titik dalam sejarah ketika Tuhan membagi bumi menjadi beberapa benua.

Konteks Sejarah

Pada awal sejarah umat manusia, ketika manusia mengisi kembali bumi setelah air bah, sejumlah orang menetap di tanah Sinear. Sinear adalah salah satu kota di Babilonia yang didirikan oleh Raja Namrud, menurut Kejadian 10:9-10.

Lokasi menara Babel berada di Mesopotamia kuno di tepi timur Sungai Efrat. Para ahli Alkitab percaya bahwa menara itu adalah sejenis piramida berundak yang disebut ziggurat, yang umum ditemukan di seluruh Babylonia.

Ringkasan Cerita Menara Babel

Sampai pada titik ini dalam Alkitab, seluruh dunia berbicara dalam bahasa yang sama, yang berarti ada satu bahasa yang sama untuk semua orang. Orang-orang di bumi telah menjadi terampil dalam bidang konstruksi dan memutuskan untuk membangun sebuah kota dengan sebuah menara yang dapat menjangkau ke surga. Dengan membangun menara, penduduk kota ingin membuat nama untuk diri mereka sendiri dan juga mencegah penduduk tercerai-berai.ke seluruh penjuru bumi:

Lalu kata mereka: "Marilah kita mendirikan sebuah kota dan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita membuat sebuah nama bagi diri kita sendiri, supaya kita jangan tercerai-berai ke seluruh bumi." (Kejadian 11:4, ESV)

Kejadian menceritakan bahwa Tuhan datang untuk melihat kota dan menara yang sedang mereka bangun, dan dalam hikmat-Nya yang tak terbatas, Dia tahu bahwa "tangga menuju surga" ini hanya akan menjauhkan manusia dari Tuhan. Tujuan mereka bukanlah untuk memuliakan Tuhan dan mengangkat nama-Nya, melainkan untuk membangun nama bagi diri mereka sendiri.

Dalam Kejadian 9:1, Tuhan berkata kepada manusia: "Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi." Tuhan ingin manusia menyebar dan memenuhi seluruh bumi. Dengan membangun menara itu, manusia mengabaikan perintah Tuhan yang jelas.

Babel berasal dari akar kata yang berarti "mengacaukan" Allah mengamati betapa kuatnya kekuatan yang diciptakan oleh kesatuan tujuan manusia. Sebagai hasilnya, Dia mengacaukan bahasa mereka, menyebabkan mereka berbicara dalam berbagai bahasa yang berbeda sehingga mereka tidak dapat memahami satu sama lain. Dengan melakukan hal ini, Allah menggagalkan rencana-rencana mereka, dan Dia juga memaksa orang-orang di kota itu untuk berpencar ke seluruh muka bumi.

Lihat juga: Yokhebed, Ibu Musa

Pelajaran dari Menara Babel

Pembaca Alkitab sering bertanya-tanya apa yang salah dengan pembangunan menara ini. Orang-orang berkumpul bersama untuk menyelesaikan sebuah karya arsitektur yang luar biasa indah dan menakjubkan, mengapa begitu buruk?

Untuk sampai pada jawabannya, kita harus memahami bahwa menara Babel adalah tentang kenyamanan, dan bukan ketaatan pada kehendak Tuhan. Orang-orang melakukan apa yang tampaknya terbaik bagi diri mereka sendiri dan bukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan. Proyek pembangunan menara Babel melambangkan keangkuhan dan kecongkakan manusia yang mencoba untuk menjadi setara dengan Tuhan. Dalam upaya untuk bebas dari ketergantungan kepada Tuhan, orang-orang mengira bahwa mereka dapatmencapai surga dengan cara mereka sendiri.

Kisah Menara Babel menekankan kontras yang tajam antara pendapat manusia tentang pencapaiannya sendiri dan sudut pandang Tuhan tentang pencapaian manusia. Menara itu adalah proyek yang megah-pencapaian tertinggi yang dibuat manusia, yang mirip dengan bangunan-bangunan megah modern yang terus dibangun dan dibanggakan oleh manusia saat ini, seperti Menara Dubai atau Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Lihat juga: Minyak Urapan dalam Alkitab

Untuk membangun menara itu, orang-orang menggunakan batu bata, bukan batu dan ter, bukan adukan semen. Mereka menggunakan bahan buatan manusia, bukan bahan yang lebih tahan lama yang diciptakan oleh Allah. Orang-orang membangun monumen untuk diri mereka sendiri, untuk menarik perhatian pada kemampuan dan pencapaian mereka, bukannya memuliakan Allah.

Tuhan berfirman dalam Kejadian 11:6:

"Jika sebagai satu bangsa yang berbicara dengan bahasa yang sama mereka sudah mulai melakukan hal ini, maka tidak ada yang mustahil untuk mereka lakukan." (NIV)

Tuhan telah menjelaskan bahwa ketika orang-orang bersatu dalam tujuan, mereka dapat mencapai prestasi yang mustahil, baik yang mulia maupun yang hina. Inilah sebabnya mengapa persatuan dalam tubuh Kristus sangat penting dalam upaya kita untuk mencapai tujuan-tujuan Tuhan di bumi.

Sebaliknya, memiliki kesatuan tujuan dalam hal-hal duniawi, pada akhirnya, dapat merusak. Dalam pandangan Tuhan, perpecahan dalam hal-hal duniawi terkadang lebih disukai daripada prestasi besar penyembahan berhala dan kemurtadan. Karena alasan ini, Tuhan kadang-kadang campur tangan dengan tangan yang memecah belah dalam urusan manusia. Untuk mencegah kesombongan lebih lanjut, Tuhan mengacaukan dan memecah belah rencana manusia, sehingga mereka tidak melampaui batas-batas Tuhan atas diri mereka.

Sebuah Pertanyaan untuk Refleksi

Apakah ada "tangga menuju surga" buatan manusia yang sedang Anda bangun dalam hidup Anda? Apakah pencapaian Anda lebih banyak menarik perhatian pada diri Anda sendiri daripada membawa kemuliaan bagi Tuhan? Jika ya, berhentilah sejenak dan renungkanlah. Apakah tujuan-tujuan Anda mulia? Apakah tujuan-tujuan Anda selaras dengan kehendak Tuhan?

Kutip Artikel Ini Format Kutipan Anda Fairchild, Mary. "Panduan Belajar Cerita Alkitab Menara Babel." Learn Religions, 5 April 2023, learnreligions.com/the-tower-of-babel-700219. Fairchild, Mary. (2023, April 5, 2023). Panduan Belajar Cerita Alkitab Menara Babel. Diambil dari //www.learnreligions.com/the-tower-of-babel-700219 Fairchild, Mary. "Panduan Belajar Cerita Alkitab Menara Babel." Learn Religions.//www.learnreligions.com/the-tower-of-babel-700219 (diakses pada 25 Mei 2023). salin kutipan



Judy Hall
Judy Hall
Judy Hall adalah seorang penulis, guru, dan ahli kristal yang terkenal secara internasional yang telah menulis lebih dari 40 buku dengan topik mulai dari penyembuhan spiritual hingga metafisika. Dengan rentang karir lebih dari 40 tahun, Judy telah menginspirasi banyak orang untuk terhubung dengan diri spiritual mereka dan memanfaatkan kekuatan kristal penyembuhan.Karya Judy diinformasikan oleh pengetahuannya yang luas tentang berbagai disiplin spiritual dan esoteris, termasuk astrologi, tarot, dan berbagai modalitas penyembuhan. Pendekatan uniknya terhadap spiritualitas memadukan kearifan kuno dengan sains modern, memberi pembaca alat praktis untuk mencapai keseimbangan dan harmoni yang lebih besar dalam hidup mereka.Ketika dia tidak sedang menulis atau mengajar, Judy dapat ditemukan berkeliling dunia untuk mencari wawasan dan pengalaman baru. Semangatnya untuk eksplorasi dan pembelajaran sepanjang hayat terlihat jelas dalam karyanya, yang terus menginspirasi dan memberdayakan para pencari spiritual di seluruh dunia.