Perbedaan Utama Antara Muslim Syiah dan Sunni

Perbedaan Utama Antara Muslim Syiah dan Sunni
Judy Hall

Muslim Sunni dan Syiah memiliki keyakinan dan rukun iman yang sama dan merupakan dua sub-kelompok utama dalam Islam. Namun, mereka berbeda, dan pemisahan tersebut pada awalnya bukan berasal dari perbedaan spiritual, melainkan perbedaan politik. Selama berabad-abad, perbedaan politik ini telah melahirkan sejumlah praktik dan posisi yang berbeda-beda yang kemudian memiliki makna spiritual.

Lima Rukun Islam

Lima Rukun Islam mengacu pada kewajiban agama kepada Tuhan, pertumbuhan spiritual pribadi, kepedulian terhadap orang yang kurang beruntung, disiplin diri, dan pengorbanan. Lima Rukun Islam memberikan struktur atau kerangka kerja bagi kehidupan seorang Muslim, seperti halnya pilar-pilar bangunan.

Sebuah Pertanyaan tentang Kepemimpinan

Perpecahan antara Syiah dan Sunni bermula sejak wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 632. Peristiwa ini memunculkan pertanyaan tentang siapa yang akan mengambil alih kepemimpinan bangsa Muslim.

Sunnisme adalah cabang terbesar dan paling ortodoks dalam Islam. Sunn, dalam bahasa Arab, berasal dari kata yang berarti "orang yang mengikuti tradisi Nabi."

Muslim Sunni setuju dengan banyak sahabat Nabi pada saat kematiannya: bahwa pemimpin baru harus dipilih dari antara mereka yang mampu melakukan pekerjaan itu. Sebagai contoh, setelah Nabi Muhammad wafat, teman dekat dan penasihatnya, Abu Bakar, menjadi Khalifah pertama (penerus atau wakil Nabi) bangsa Islam.

Di sisi lain, beberapa Muslim percaya bahwa kepemimpinan seharusnya tetap berada di dalam keluarga Nabi, di antara mereka yang secara khusus ditunjuk olehnya, atau di antara para imam yang ditunjuk oleh Allah sendiri.

Muslim Syiah percaya bahwa setelah Nabi Muhammad wafat, kepemimpinan seharusnya diserahkan langsung kepada sepupu sekaligus menantunya, Ali bin Abu Thalib. Sepanjang sejarah, Muslim Syiah tidak mengakui otoritas para pemimpin Muslim yang terpilih, dan memilih untuk mengikuti garis imam yang mereka yakini telah ditunjuk oleh Nabi Muhammad atau Tuhan sendiri.

Kata Syiah dalam bahasa Arab berarti sekelompok orang atau pihak yang mendukung. Istilah yang umum dikenal ini disingkat dari sejarah Syiah't-Ali Kelompok ini juga dikenal sebagai Syiah atau pengikut Ahlulbait atau "Orang-Orang Rumah Tangga" (dari Nabi).

Di dalam cabang Sunni dan Syiah, Anda juga dapat menemukan sejumlah sekte. Misalnya, di Arab Saudi, Sunni Wahhabisme adalah faksi yang lazim dan puritan. Demikian pula, dalam Syiah, Druze adalah sekte yang agak eklektik yang tinggal di Lebanon, Suriah, dan Israel.

Di Mana Muslim Sunni dan Syiah Tinggal?

Muslim Sunni merupakan 85 persen mayoritas Muslim di seluruh dunia. Negara-negara seperti Arab Saudi, Mesir, Yaman, Pakistan, Indonesia, Turki, Aljazair, Maroko, dan Tunisia mayoritas menganut paham Sunni.

Lihat juga: Legenda Dewa Hindu Ayyappa atau Manikandan

Populasi Muslim Syiah yang signifikan dapat ditemukan di Iran dan Irak. Komunitas minoritas Syiah yang besar juga terdapat di Yaman, Bahrain, Suriah, dan Lebanon.

Di daerah-daerah di dunia di mana populasi Sunni dan Syiah berdekatan, konflik dapat muncul. Hidup berdampingan di Irak dan Lebanon, misalnya, sering kali sulit dilakukan. Perbedaan agama begitu tertanam dalam budaya sehingga intoleransi sering kali berujung pada kekerasan.

Lihat juga: Tuhan Tidak Akan Pernah Melupakanmu - Janji Yesaya 49:15

Perbedaan dalam Praktik Keagamaan

Berawal dari pertanyaan awal tentang kepemimpinan politik, beberapa aspek kehidupan spiritual kini berbeda di antara kedua kelompok Muslim tersebut, termasuk ritual doa dan pernikahan.

Dalam hal ini, banyak orang membandingkan kedua kelompok tersebut dengan Katolik dan Protestan. Pada dasarnya, mereka memiliki kepercayaan yang sama tetapi mempraktikkannya dengan cara yang berbeda.

Penting untuk diingat bahwa terlepas dari perbedaan pendapat dan praktik ini, Muslim Syiah dan Sunni memiliki pasal-pasal utama kepercayaan Islam dan dianggap oleh sebagian besar orang sebagai saudara dalam iman. Faktanya, sebagian besar Muslim tidak membedakan diri mereka sendiri dengan mengklaim keanggotaan dalam kelompok tertentu, tetapi lebih suka menyebut diri mereka "Muslim."

Kepemimpinan Agama

Muslim Syiah percaya bahwa Imam pada dasarnya tidak berdosa dan otoritasnya sempurna karena berasal langsung dari Allah SWT. Oleh karena itu, Muslim Syiah sering memuliakan para Imam sebagai orang suci. Mereka berziarah ke makam dan tempat suci mereka dengan harapan mendapatkan syafaat ilahi.

Hirarki ulama yang terdefinisi dengan baik ini juga dapat memainkan peran dalam masalah pemerintahan. Iran adalah contoh yang baik di mana imam, dan bukan negara, adalah otoritas tertinggi.

Muslim Sunni menentang bahwa tidak ada dasar dalam Islam untuk kelas pemimpin spiritual yang memiliki hak istimewa secara turun-temurun, dan tentu saja tidak ada dasar untuk pemujaan atau syafaat dari orang-orang suci. Mereka berpendapat bahwa kepemimpinan masyarakat bukanlah hak asasi, melainkan kepercayaan yang diperoleh dan dapat diberikan atau diambil oleh orang-orang.

Teks dan Praktik Keagamaan

Muslim Sunni dan Syiah mengikuti Al-Quran dan juga Sunnah Nabi. hadis (ucapan) dan sunnah (adat istiadat), yang merupakan praktik-praktik fundamental dalam agama Islam, dan juga merupakan bagian dari lima rukun Islam: syahadat, shalat, zakat, sawm, dan Haji.

Muslim Syiah cenderung merasakan permusuhan terhadap beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW. Hal ini didasarkan pada posisi dan tindakan mereka selama tahun-tahun awal perselisihan tentang kepemimpinan di masyarakat.

Banyak dari para sahabat ini (Abu Bakar, Umar bin Al Khattab, Aisyah, dll.) telah meriwayatkan hadis-hadis tentang kehidupan Nabi dan praktik spiritualnya. Kaum Muslim Syiah menolak hadis-hadis tersebut dan tidak mendasarkan praktik keagamaan mereka pada kesaksian orang-orang ini.

Hal ini tentu saja menimbulkan beberapa perbedaan dalam praktik keagamaan di antara kedua kelompok tersebut. Perbedaan-perbedaan ini menyentuh semua aspek detail kehidupan beragama: doa, puasa, ziarah, dan banyak lagi.

Kutip Artikel Ini Format Kutipan Anda Huda. "Perbedaan Utama Antara Muslim Syiah dan Sunni." Learn Religions, 31 Agustus 2021, learnreligions.com/difference-between-shia-and-sunni-muslims-2003755. Huda. (2021, Agustus 31). Perbedaan Utama Antara Muslim Syiah dan Sunni. Diunduh dari //www.learnreligions.com/difference-between-shia-and-sunni-muslims-2003755 Huda. "Perbedaan Utama Antara Muslim Syiah danMuslim Sunni." Learn Religions. //www.learnreligions.com/difference-between-shia-and-sunni-muslims-2003755 (diakses pada 25 Mei 2023). salin kutipan



Judy Hall
Judy Hall
Judy Hall adalah seorang penulis, guru, dan ahli kristal yang terkenal secara internasional yang telah menulis lebih dari 40 buku dengan topik mulai dari penyembuhan spiritual hingga metafisika. Dengan rentang karir lebih dari 40 tahun, Judy telah menginspirasi banyak orang untuk terhubung dengan diri spiritual mereka dan memanfaatkan kekuatan kristal penyembuhan.Karya Judy diinformasikan oleh pengetahuannya yang luas tentang berbagai disiplin spiritual dan esoteris, termasuk astrologi, tarot, dan berbagai modalitas penyembuhan. Pendekatan uniknya terhadap spiritualitas memadukan kearifan kuno dengan sains modern, memberi pembaca alat praktis untuk mencapai keseimbangan dan harmoni yang lebih besar dalam hidup mereka.Ketika dia tidak sedang menulis atau mengajar, Judy dapat ditemukan berkeliling dunia untuk mencari wawasan dan pengalaman baru. Semangatnya untuk eksplorasi dan pembelajaran sepanjang hayat terlihat jelas dalam karyanya, yang terus menginspirasi dan memberdayakan para pencari spiritual di seluruh dunia.